Hal-hal yang menunjukkan kesucian hidup Kristus:
1. Ayat-ayat seperti 2 Kor 5:21; Ibr 4:15; 7:26; 9:14; 1 Pet 2:22; 3:18; 1 Yoh 3:5.
Catatan : Sekalipun dalam Ibr 4:15 dikatakan bahwa ‘sama dengan kita, Ia telah dicobai’, tetapi itu hanya berhubungan dengan pencobaan dari luar. Kesucian Kristus menyebabkan Ia tidak mungkin mengalami pencobaan dari dalam (seperti berpikir untuk berzinah, dsb), karena dalam hal ini pencobaan itu sendiri sudah merupakan dosa. Karena itu Yesus sendiri bisa berkata bahwa ‘penguasa dunia ini’ (yaitu setan), tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Nya (Yoh 14:30).
2. Sebutan ‘Yang Kudus dari Allah’ :
- Datang dari iblis (Luk 4:34)
- Datang dari Petrus yang tentunya mengenal Yesus dengan baik (Yoh 6:69)
- Petrus memberitakannya dalam khotbah Pentakosta (Kis 3:14)
- Doa jemaat (Kis 4:27,30).
4. Berbeda dengan semua orang lain yang mengaku dosa pada waktu dibaptis oleh Yohanes Pembaptis (Mat 3:6), Yesus tidak mengakui dosa saat dibaptis oleh Yohanes Pembaptis (Mat 3:13-17). Bahkan sepanjang hidup-Nya kita tak pernah melihat Yesus mengaku dosa atau memberi persembahan / korban penghapus dosa.
Millard J. Erickson : Dia mengajarkan murid-murid-Nya untuk mengakui dosa mereka serta memohon pengampunan, namun tidak ada laporan bahwa Ia mengaku dosa dan mohon pengampunan untuk diri-Nya sendiri. Sekalipun Ia pergi ke Bait Suci, tidak ada laporan ketika Ia mempersembahkan korban untuk diri dan dosa-dosa-Nya. Selain dituduh Menghujat, tidak ada dosa lain yang dituduhkan kepada-Nya…” (Teologi Kristen; hal. 366).
Charles C. Ryrie : Tidak ada catatan tentang Tuhan kita mempersembahkan satu korban pun, meskipun Ia sering ke sinagoge. Tidak adanya keterangan tentang hal ini memberikan fakta bahwa Ia tidak perlu berbuat demikian karena Ia tanpa dosa”. (Teologi Dasar 1; hal.358).Catatan : Kalau dalam Mat 6:12 (Doa Bapa Kami) Ia mengatakan ‘dan ampunilah kami akan kesalahan kami’ jelas bahwa Ia bukannya mengakui dosa, tetapi Ia mengajarkan doa Bapa Kami untuk murid-murid-Nya. Ini terlihat dari Mat 6:9 yang berbunyi ‘Karena itu berdoalah demikian’ yang jelas menunjukkan bahwa saat itu Ia sedang mengajarkan doa itu kepada murid-murid-Nya.
5. Bahwa Yesus itu suci / benar, diakui oleh:
- Allah Bapa (Mat 3:17). Bahwa Allah Bapa berkenan kepada Yesus, jelas menunjukkan kesucian Yesus.
- Yesus sendiri (Yoh 8:29,46; 15:10).
- Pontius Pilatus (Luk 23:4,14-15,22 Yoh 18:38b Yoh 19:4).
- Istri Pontius Pilatus (Mat 27:19).
- Herodes (Luk 23:15).
- Penjahat di salib (Luk 23:41)
- Yudas Iskariot (Mat 27:4).
- Kepala Pasukan Romawi yang menyalibkan Yesus (Luk 23:47).
Millard J. Erickson : “Terdapat laporan mengenai pencobaan yang dialaminya, namun tidak pernah dicatat bahwa Ia berdosa. Tidak ada sesuatu pun yang dilaporkan mengenai diri-Nya yang bertentangan dengan hukum Allah tentang hal yang benar dan yang salah; segala sesuatu yang dilakukannya selaras dengan kehendak Allah. Dengan demikian, berdasarkan pernyataan tertulis maupun kebungkaman tentang pokok-pokok tertentu, kita mau tidak mau berkesimpulan bahwa Alkitab bersaksi tentang keadaan Yesus yang tidak berdosa”. (Teologi Kristen; hal. 366).7. Lembu / domba / kambing untuk korban penebus dosa, dan domba Paskah, yang merupakan TYPE dari Kristus (bdk. Yoh 1:29 1 Kor 5:7) selalu digambarkan tidak bercela / tidak bercacat (Im 4:3b, 23b, 28b, 32b Kel 12:5). Bdk. 1 Pet 1:18-19. Kalau Yesus tidak suci, maka Ia tidak mungkin bisa menggantikan kita untuk memikul hukuman dosa kita!
II. Mungkinkah Kristus Berdosa?
Dapat dikatakan bahwa semua teolog Injili percaya kepada kesucian Kristus atau keadaan Kristus yang tanpa dosa. Namun perdebatan mulai muncul dalam pembahasan “Apakah Yesus bisa (mungkin) berdosa?”. Ada 2 pandangan :
1. Kristus tidak mungkin berbuat dosa (non posse peccare)
Ini merupakan pandangan Calvin dan orang-orang Reformed pada umumnya. Hal-hal yang dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa Kristus tidak bisa berbuat dosa:
- Ibr 13:8 berkata bahwa Kristus tidak berubah. Kalau Ia bisa berdosa, maka itu berarti Ia bisa berubah (dari suci menjadi berdosa).
- Ibr 10:7, 9 mengatakan bahwa Kristus datang ke dunia untuk melakukan kehendak Allah. Tujuan ini tidak mungkin tidak tercapai!
- Kata-kata Kristus dalam Yoh 14:30 di mana Ia berkata bahwa Penguasa dunia ini (yaitu setan) tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Nya, menunjukkan ketidakmungkinan-Nya untuk berbuat dosa.
- Penebusan oleh Kristus sudah ada sejak semula dalam r encana Allah dan rencana Allah tidak mungkin berubah atau gagal.
- Bahwa Rencana Allah sudah ada sejak semula terlihat dari ayat-ayat seperti 2 Raj 19:25 ; Maz 139:16 ; Yes 37:26 ; 46:10.
- Penebusan dosa umat manusia oleh Kristus sudah termasuk dalam rencana Allah (Kis 2:23; 4:27-28; 1 Pet 1:20).
- Rencana Allah tidak mungkin berubah atau gagal (Ayub 42:2 Maz 33:10-11 Yes 14:24,26,27 Yes 46:10-11).
Tidak banyak teolog yang memegang pandangan ini. Teolog yang paling kuat mempertahankan pandangan ini adalah Charles Hodge.
Charles Hodge : Bagaimanapun ketidakberdosaan Tuhan kita tidak sama dengan tidak-dapat-berdosa yang mutlak. Hal ini bukan suatu “non posse peccare” . Apabila Ia manusia sejati, tentulah Ia mampu berbuat dosa. … Pencobaan mengandung kemungkinan berbuat dosa. Apabila dari pembawaan pribadi-Nya tidak mungkin Kristus berbuat dosa, maka pencobaan yang dialaminya tidak nyata dan tidak berakibat apa-apa, dan Ia tidak dapat menaruh simpati pada kita. (Systematic Theology; 1960; 2:457).
Millard J. Erickson : Dan apabila Ia memang tidak mungkin berbuat dosa, lalu apa gunanya dicobai?…Meskipun Dia mungkin saja berbuat dosa, namun pasti bahwa Dia tidak akan berbuat dosa (Erickson : 368).Pandangan Hodge dan Erickson ini dijawab oleh beberapa teolog :
Budi Asali : Kalau Kristus tidak bisa berbuat dosa, Ia tidak bisa dicobai. Dengan kata lain, fakta bahwa Kristus dicobai, menunjukkan bahwa Ia bisa berbuat dosa. Pandangan ini tidak benar, karena bahwa suatu pasukan tidak bisa dikalahkan, tidak berarti bahwa pasukan itu tidak bisa diserang. Jadi analoginya adalah: bahwa Kristus tidak bisa berdosa, tidak berarti Ia tidak bisa dicobai.
Berkouwer : Fakta bahwa Kristus yang tidak mungkin berdosa tidak meniadakan pencobaan tetapi sebaliknya menunjukkan kesuperiorannya dalam gigitan pencobaan. (Studies in Dogmatics: the Person of Christ; hal 263).
John F. Walvoord : Mungkinkah mencobai yang tidak mungkin dicobai ? Akan hal ini semua akan setuju. Mungkin saja sebuah perahu dayung menyerang sebuah kapal perang, bahkan walaupun sudah pasti tidak mungkin perahu dayung itu mengalahkan kapal perang tersebut. (Yesus Kristus Tuhan Kita; hal. 135).
William G.T. Shedd : Dikatakan bahwa seorang yang tidak dapat berbuat dosa, tidak dapat dicobai untuk berbuat dosa. Hal ini tidak benar; sama kelirunya dengan mengatakan bahwa karena seorang prajurit tidak dapat dikalahkan maka ia tidak dapat diserang. Dapat dicobai tergantung pada sifat dapat dikalahkan sedangkan sifat tidak bisa berdosa tergantung pada kehendak. ..Pencobaan-pencobaan tersebut amatlah kuat tetapi jika ketetapan hati-Nya untuk melakukan kehendak-ya yang suci lebih kuat dari pencobaan-pencobaan tersebut, maka pencobaan-pencobaan itu tidak dapat mempengaruhi-Nya untuk berbuat dosa, dan Ia akan menjadi tidak bisa berdosa. Meskipun demikian, secara gamblang Ia akan menjadi “dapat dicobai”. (Dogmatic theology; 1891:2:336).
1 komentar:
ok.amin.
Posting Komentar
mari berikan balasan yang membangun....
GBU